IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI CAT TIPE DECOLUX DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING MENGGUNAKAN METODE VALUE STREAM MAPPING DI PT WA

PT WA adalah perusahaan manufactur yang bergerak dibidang chemical coating
atau disebut juga dengan istilah cat yang berlokasi di daerah Jatiuwung, Tangerang.
Di PT WA ada beberapa problem yang menyebabkan produksi tidak memenuhi
target, rata-rata target yang tidak terpenuhi di area proses produksi cat solvent based
tipe decolux selama tahun 2023 adalah 3.81 %. Kendala ini terjadi karena adanya
aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dan tergolong dalam waste di proses
produksi. Untuk menjaga perusahaan agar tetap berkesinambungan dan
meningkatkan keuntungan perusahaan, perusahaan harus terus meningkatkan
efisiensi produksi. Lean adalah suatu upaya terus-menerus (continuous
improvement efforts) untuk menghilangkan pemborosan (waste) dan meningkatkan
nilai tambah (value added) produk (barang atau jasa) agar memberikan nilai kepada
pelanggan (customer value). Studi ini menggunakan konsep Lean Manufacturing
dengan metode Value Stream Mapping, dengan melakukan pemetaan current state
mapping dan melakukan langkah perbaikan dengan future state mapping, sehingga
didapatkan hasil perbandingan antara current state mapping dengan future state
mapping pada proses produksi cat tipe decolux. Hasil pemetaan current state
mapping pada produksi cat tipe decolux didapatkan hasil : Total Lead Time proses
produksi 238,02 menit, Hasil langkah perbaikan setelah dilakukan pengamatan dan
analisa menggunakan future state mapping, Total Lead Time proses produksi
menjadi 199,79 menit, maka didapatkan hasil penurunan Total Lead Time produksi
dari 238,02 menit menjadi 199,79 menit atau telah terjadi efisiensi waktu sebesar
38,23 menit dengan presentase pengurangan waste sebesar 16,06%. Dengan
menggunakan metode VSM dapat diidentifikasi waste yang menyebabkan produksi
cat tipe decolux tidak sesuai target adalah waiting dengan rata-rata waktu
menunggu 25,17 menit. Perbaikan yang dapat diusulkan berdasarkan hasil
pengamatan adalah pembagian aktivitas kerja, memodifikasi shaft mixer fix (tanam)
menjadi shaft mixer model coupling (colok). Hal ini bertujuan untuk memindahkan
aktivitas pencucian shaft mixer dari aktivitas mesin internal menjadi aktivitas mesin
eksternal. Dengan menggunakan shaft model coupling maka aktivitas pencucian
shaft mixer dapat dikeluarkan dari aktivitas proses produksi.