PENERAPAN SIX SIGMA UNTUK MENGURANGI JUMLAH DEFECT PADA PROSES CUTTING LASER (Studi kasus PT. Ching Luh Indonesia)

PT.Ching Luh Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak
dibidang industri sepatu Nike di Indonesia, Di departement ini terdapat kejadian
kesalahan dalam kualitas yaitu produk yang tidak sesuai dengan standar. Untuk itu
dilakukan penelitian dengan cara menganalisa dan mengidentifikasi proses
produksi untuk mengetahui faktor utama penyebab defect pada produk sehingga
dapat diperoleh usulan yang tepat untuk memperbaiki atau mengurangi produk
pada hasil produksi. periode bulan Maret 2022–febuari 2023 rata-rata total produksi
23458,17. Jumlah defect 9575, dan presentase defect dengan rata-rata 3,50 % defect
yang melebihi batas toleransi perusahaan 2% yang ditetapkan oleh perusahaan.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan proses dalam perusahaan, Salah satu
metode yang telah diakui kesuksesannya adalah Six Sigma. Konsep six sigma
didefinisikan sebagai proses yang tidak memproduksi lebih dari 3,4 produk cacat
dalam setiap satu juta peluang. Tujuan penerapan six sigma untuk peningkatan
profitabilitas perusahaan dengan meningkatkan kualitas produk dan mencapai
efisiensi. Melalui metode Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control
(DMAIC). Berdasarkan perhitungan kapasitas DPMO dari hasil laporan produksi
diperoleh nilai DPMO rata-rata sebesar 6866,12 dengan nilai level sigma 3,98. Hal
ini menunjukkan bahwa proses produksi di dapertemen cutiing laser masih
memiliki tingkat kapabilitas proses yang cukup tinggi dan dimana tingkat sigma
masih jauh dari target yang diinginkan yaitu 6 sigma, Tindakan perbaikan yang
telah dilakukan terlihat pada hasil produksi dan cutiing yellowing yaitu hasil
presentase 34% menjadi 0,31%, DPMO dari 6866,12 menjadi 873,86, Nilai sigma
3,98 menjadi 4,63 sigma.